Mimpi Anak Belitong Belajar di Sorbonne, Perancis

#1 Seri Resensi Buku

Judul Buku : Edensor

Penulis        : Andrea Hirata

Penerbit      : Bentang Pustaka, Yogyakarta

Tebal Buku  : ix+294 halaman

Cetakan      : 13, April 2008

    





        Buku ini saya dapatkan Ketika hendak meminjam buku di perpustakaan SMART Ekselensia atau yang sering disebut Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan tidak sengaja mendapati buku ini di salah satu rak buku di perpustakaan tersebut. Sebenarnya buku itu sudah saya cari-cari sejak 3 bulan yang lalu di mana saya ingin menyelesaikan buku tetralogy Laskar Pelangi milik Andrea Hirata. Saya sudah membaca buku pertama dan keduanya—Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Buku ini adalah buku ketiga dari tetralogy tersebut. Nantinya, saya juga ingin membaca keempatnya, Maryamah Karpov. Saya berniat membaca tetralogy Laskar Pelangi ini karena saya juga salah satu penggemar Andrea Hirata.
           Novel ini bercerita tentang seorang anak miskin dari Belitong yang hendak berkuliah di kampus impiannya, di Sorbonne, Perancis. Andrea—yang dulunya memiliki nama Ikal, berani bermimpi bersama seorang sepupunya yang bernama Arai untuk berkuliah di Sorbonne. Cerita ini berawal dari keinginan mereka untuk berkuliah sejak mereka berani merantau keluar dari pulau Belitong untuk kuliah sarjana. Mereka akhirnya sampai di Bogor. Andrea bekerja di kantor pos dan Arai mendapat bekerja ajakan temannya ke Kalimantan. Mereka dipertemukan kembali di saat mereka menjalani tes wawancara untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Sorbonne, Perancis.
       Sampai di sana mereka memulai kuliahnya seperti biasa dan bergaul akrab dengan teman-temannya. Ada Katya dari Jerman, yang lainnya berasal dari India, Palestina, hingga Inggris. Mereka berteman dan berkuliah biasa saja. Kabar besar menyeruak Bahwa Katya yang cantik dan disukai banyak mahasiswa, ternyata menyukai Andrea. Namun, hubungan mereka tak berlangsung lama. Andrea dan Arai punya ide gila dan para temannya menyetujuinya. Mereka mencoba taruhan untuk keliling eropa bahkan afrika. Siapa yang mendapatkan rute terjauh mereka menang, begitu pun sebaliknya. Jika kalah harus mencuci baju teman-teman yang lainnya peserta taruhan selama sebulan serta menuntun sepeda mundur menuju kampus. Ternyata Andrea dan Arai dapat rute terjauh dengan backpacking melewati utara eropa termasuk Moscow hingga utara afrika, Gurun Sahara.
        Di akhir cerita, Arai didiagnosa memiliki penyakit yang mengeluarkan darah melalui hidungnya karena pembuluh kapilernya pecah, menyusut saat kondisi suhu sangat dingin. Akhirnya Arai dipulangkan sekaligus menyelesaikan kuliah dalam waktu yang lebih cepat. Tapi di samping itu, Andrea berhasil menuju ke desa yang selama ini dia impikan saat bersama A Ling, Edensor.
        Hikmah yang menurut saya dapat diambil dari buku ini di ataranya, beranilah bermimpi, karena suatu saat nanti bisa jadi apa yang kamu mimpikan itu akan terwujud dari tempat yang tidak di duga, di luar nalar kita. Berani bermimpi berarti berani juga mengusahakan mimpi yang kita inginkan. Karena jika hanya bisa bermimpi tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa adanya usaha. Dalam meraih impian, kita juga harus bisa berbuat baik sesame manusia. Bisa saja orang yang kita gauli dengan baik akan mendoakan kita agar dapat mencapai impian yang kita inginkan. Terlebih lagi jika mimpi kita bermanfaat bagi banyak orang. Maka akan lebih menyenangkan pula bagi mereka. Sekian.

Komentar

Postingan Populer