Negeri Sukun Adalah Negeri Kita
Judul
Buku : Negeri Sukun, Kelakar Kiai
Untuk Negeri
Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : Republika
Tebal
Buku : iv+238 halaman
Cetakan : 1, Maret 2009
Buku ini saya dapatkan saat hendak mencari buku untuk dibaca dan
dipinjam di perpustakaan SMART
Ekselensia atau yang sering disebut Pusat Sumber Belajar (PSB). Saya menemukan
buku ini secara sengaja dan tertarik dengan judul buku ini yakni kelakar kiai
untuk negeri, saya berpikir bahwa negri sukun yang dimaksud adalah tanah air. Tapi dari lain hal, saya juga tertarik
dengan penulis dari buku ini yang juga menjadi penulis favorit saya, Ahmad
Fuadi. Saya menyukai karya-karya Ahmad Fuadi karena di dalamnya terdapat banyak
hikah dan amanat yang dapat memotivasi saya untuk berkarya yang bermanfat bagi
umat. Di antara buku-bukunya yang sudah saya baca ada Trilogi Negri 5 menara,
131 Pintu Cahaya dari Timur, Perjuangan di Tanah Rantau.
Novel
ini bercerita tentang seorang kiai yang berada di “Negri Sukun”, Kiai Badrun.
Dia memiliki banyak murid yang salah satunya memiliki karakter sontoloyonya, Namanya Jaran. Seperti yang kita tahu, bahwa
di “Negri Sukun” ini semua penduduknya memiliki naman yang huruf terakhirnya
sukun atau tanwin. Ini telah menjadi adat dari leluhur Negri Sukun in,
barangsiapa yang melanggar ada sanksi yang harus dijalani sebagai ganjaran atas
pelanggaran yang telah dilakukannya.
Kisah
ini berawal dari seorang bayi yang baru terlahir dan namanya
tidak sesuai dengan aturan di Negri Sukun ini. Maka ramailah penduduk desa
melaporkannya kepada kiai. Akhirnya dari pihak keluarga disuruh untuk mengganti
nama anaknya sesuai dengan aturan, tapi mereka tidak dikenakan sanksi karena ketidaktahuan pihak keluarga. Jika dilihat dari pembagian bab, di bab-bab
awal novel berisikan kelakar dan sindiran kiai terhadap Negri Suku mengenai
kehendak Tuhan yang sudah tidak dianggap suatu yang harus dijalani. Bab-bab
setelahnya berisikan kelakar kiai tentang hak manusia yang tidak diperhatikan
lagi di Negri Sukun ini. Pertengahan bab buku ini bercerita tentang kelakar kiai tentang usaha untuk lebih baik, kisah-kisah unik
serta sindiran tentang harta dan musibah yang diberikan Tuhan.
Di
akhir bab-bab buku ini bercerita tentang jihad serta perayaan dalam Islam yang
telah disalahgunakan, ada tentang mimpi-mimpi dan angan kiai mengenai Negri
Sukun dan aqidah atau amanat sang kiai untuk Negri Sukun yang lebih baik.
Amanat yang saya ambil dari
buku ini cobalah renungkan mengenai kondisi negri saat ini. Banyak segala yang
ada di dunia ini tidak baik dan semakin menjauhi syariat Islam yang sudah
seharusnya dijadikan pedoman hidup dalam segala hal dalam kehidupan yang lebih
baik.
Komentar
Posting Komentar