Bulan, Bahagia, dan Bintang
![]() |
Gambar: Pinterest |
Setiap malam sudah menjadi sebuah
kebiasaan atau bahkan keharusan baginya untuk berjaga di depan sana. Ia memang
bekerja untuk itu. Walau terkadang ia sering merasa bosan, tak apa jika gadis
itu selalu menemuinya. Hampir satu jam setelah waktu ia berjaga, gadis itu
selalu lewat di jalan tempatnya berjaga. Dan hampir tak lupa dia selalu
bersapa, “Halo, Tang. Semoga kamu selalu riang walau hari telah malam.” Nada
yang terdengar sumbang sebenarnya namun ucapan itu lah bagaikan cubitan, selalu
membuatnya segar seketika dan tentu yang selalu membangunkannya dikala
tertidur.
Tak terasa sudah satu jam lebih
ia berjaga dan gadis itu belum juga terlihat batang hidungnya. Hmm, tak apa
mungkin saja memang tidak harinya. Namun sejenak pikirannya melalang buana
hingga berpikir apakah ada masalah? Atau mungkin sakit? Pikirannya kalut
ditambah perutnya yang dengan kerasnya bersaut.
Iya, Bulan selalu membawakannya
makan walau tidak sekalipun ia memintanya. Jangankan meminta bercakap saja tidak
pernah. Bintang tahu namanya dari surat kecil yang biasa ditulis gadis itu di
kotak makan untuknya. Selalu sama saja tertulis, “Bagai benda langit di sana
yang selalu berdampingan, apakah akan bisa bertahan jika salah satunya tiada?” Bulan memang bodoh.
Sajak pendek seperti itu pun tidak bisa memahaminya. Bahkan setelahnya ia buang
entah ke mana hanya untuk memakan isi kotak pemberian Bulan.
Ia baru tahu untuk kemudian pergi
meninggalkan pekerjaan lamanya itu. Bulan menyukainya dan selalu menemaninya walau
ia tak sadar. Jangankan untuk sadar, terlihat kamera pun terlihat samar.
Bintang hanya membatin semoga Bintang Bahagia. Sungguh ironi.
Komentar
Posting Komentar